Saat mempelajari sejarah bangsa Indonesia saat dijajah, kita semua tahu bahwa negara kita dijajah oleh bangsa asing karena mereka ingin merebut kekayaan negeri ini, yaitu rempah-rempah. Rumor tentang kekayaan rempah Indonesia yang disebarkan oleh pedagang Arab, terdengar hingga bangsa Eropa. Kemudian hal tersebutlah yang mengantarkan bangsa Eropa berlabuh di nusantara untuk berburu dan menguasai rempah-rempah yang ada di Indonesia. Kekayaan rempah Indonesia masih tetap bertahan hingga saat ini, terbukti dengan banyak supplier rempah yang sudah memasarkan rempah-rempah asli Indonesia ke pasar dunia.

Pada era penjajahan rempah menjadi salah satu komoditas yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi, bahkan nilainya lebih tinggi dari nilai jual emas. Maka, tidak heran bangsa Eropa rela jauh-jauh datang ke Indonesia untuk berburu rempah-rempah. Bahkan hingga saat ini rempah masih menjadi unggulan bangsa untuk komoditi ekspor, masih menjadi populer dan menarik perhatian dunia.

Berikut ini beberapa rempah khas Indonesia yang memiliki nilai jual tinggi:

1. Cengkeh

Cengkeh adalah tanaman asli Indonesia yang tumbuh di Maluku, yang menjadi alasan utama kenapa para penjajah bisa sampai ke Indonesia. Cengkeh masuk dalam deretan rempah yang paling populer dengan nilai jual yang sangat tinggi di Eropa. Bahkan pada era penjajah, harganya melebihi harga emas. Oleh karena itu, Maluku dijuluki sebagai Spice Island oleh pada penjajah.

Tanaman ini banyak tumbuh di daerah Maluku. Pohon cengkeh tumbuh di lahan yang subur dan selalu dirawat dengan baik. Setiap tahunnya kebutuhan akan cengkeh terus meningkat, baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri. Saat ini, selain Maluku, cengkeh juga bisa ditemukan di pulau Jawa, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Nusa Tenggara Timur, Papua, Riau, Sulawesi, dan DI Yogyakarta.

2. Lada

Lada atau merica adalah jenis tanaman yang sama, dan digunakan sebagai bumbu masakan. Lada terdiri dari dua jenis, yaitu lada putih dan lada hitam. Lada memiliki sejarah tersendiri hingga bisa tumbuh di Indonesia. Lada sebenarnya berasal dari India pada abad 600 sebelum masehi, Lada dibawa ke Indonesia bersamaan dengan datangnya kelompok hindu ke pulau Jawa. Kemungkinan mereka datang membawa bibit lada dan menanamnya di Jawa.

Jenis rempah ini paling banyak dihasilkan dari Pulau Sumatera seperti, Jambi, Aceh, dan Pulau Bangka Belitung. Selain Pulau Sumatera, lada juga bisa diperoleh dari Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi dan DI Yogyakarta.

3. Kayu Manis

Kayu manis adalah jenis rempah yang banyak digunakan untuk berbagai jenis masakan, minuman, hingga obat-obatan alami. Kayu manis yang memiliki aroma wangi ini berasal dari Jambi, tepatnya di Kabupaten Kerinci dan Kabupaten Merangin kota Sungai Penuh. Produksi kayu manis dari Jambi memasok 45 persen kebutuhan kayu manis di dunia.

Kayu manis juga menjadi rempah yang sangat populer, bahkan hampir semua negara yang ada di dunia ini membutuhkan kayu manis. Sehingga ekspor kayu manis menyebar hingga ke seluruh dunia. Beberapa negara yang menjadi tujuan ekspor kayu manis dari Jambi adalah Amerika Serikat, Belanda, Jerman, dan Singapura.

Di Indonesia, ketiga rempah tersebut bisa kamu dapatkan dengan mudah di pasar tradisional maupun supermarket. Baik dalam bentuk rempah segar maupun rempah bubuk. Harganya pun tergolong masih wajar. Namun, mungkin saja kamu akan menemukan rempah tersebut dengan harga yang lebih tinggi di negara lain di luar Indonesia.

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *